besti69
besti69
besti69
besti69

BSI Boyolali Segera Beroperasi, Sampah Plastik Tidak Menggunung

RADARSOLO.ID– Bank Sampah Induk (BSI) yang dibangun dengan anggaran Rp. 1,2 Miliar oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, dijamin tidak akan kehabisan sampah anorganik yang memiliki nilai jual. Hal ini mengingat Kota Susu memiliki 218 unit bank sampah (BSU) yang tersebar di beberapa kecamatan.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Boyolali Sarju mengatakan BSI dijadwalkan beroperasi tahun ini. Baru-baru ini, manajemen kelembagaan sedang dipersiapkan. BSI diprediksi menjadi solusi untuk mengurangi sampah anorganik. Sampah plastik, botol minuman, kertas atau karton, logam, gelas dan lain-lain dapat dikumpulkan di BSI untuk dijual kepada mitra. Sedangkan sampah organik dapat dikelola secara mandiri oleh masing-masing BSU.

“(Sampah anorganik) yang dikirim ke perusahaan bisa didaur ulang menjadi barang baru, atau memiliki manfaat lain,” ujarnya.

Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani menambahkan, BSU akan menjadi pemasok sampah yang memiliki nilai jual. “Yang bagus itu BSU Sehati, Permata dan sebagainya,” ujarnya

Diketahui, dengan difungsikannya BSI ditargetkan dapat mengurangi beban sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong di Kota Boyolali yang mulai kritis. Setiap hari tercatat 60 ton sampah. Sedangkan lahan yang tersisa hanya 6 hektar.

Untuk lokasi BSI sebelah timur Balai Desa Kirringan atau belakang eks SD Negeri Kiringan 2 Boyolali Kota. Luas tanah 15 x 25 meter persegi dengan luas bangunan 7 x 12 meter persegi. (rgl/wa)

Reporter: Ragil Listiyo

RADARSOLO.ID– Bank Sampah Induk (BSI) yang dibangun dengan anggaran Rp. 1,2 Miliar oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, dijamin tidak akan kehabisan sampah anorganik yang memiliki nilai jual. Hal ini mengingat Kota Susu memiliki 218 unit bank sampah (BSU) yang tersebar di beberapa kecamatan.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Boyolali Sarju mengatakan BSI dijadwalkan beroperasi tahun ini. Baru-baru ini, manajemen kelembagaan sedang dipersiapkan. BSI diprediksi menjadi solusi untuk mengurangi sampah anorganik. Sampah plastik, botol minuman, kertas atau karton, logam, gelas dan lain-lain dapat dikumpulkan di BSI untuk dijual kepada mitra. Sedangkan sampah organik dapat dikelola secara mandiri oleh masing-masing BSU.

“(Sampah anorganik) yang dikirim ke perusahaan bisa didaur ulang menjadi barang baru, atau memiliki manfaat lain,” ujarnya.

Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani menambahkan, BSU akan menjadi pemasok sampah yang memiliki nilai jual. “Yang bagus itu BSU Sehati, Permata dan sebagainya,” ujarnya

Diketahui, dengan difungsikannya BSI ditargetkan dapat mengurangi beban sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong di Kota Boyolali yang mulai kritis. Setiap hari tercatat 60 ton sampah. Sedangkan lahan yang tersisa hanya 6 hektar.

Untuk lokasi BSI sebelah timur Balai Desa Kirringan atau belakang eks SD Negeri Kiringan 2 Boyolali Kota. Luas tanah 15 x 25 meter persegi dengan luas bangunan 7 x 12 meter persegi. (rgl/wa)

Reporter: Ragil Listiyo