Cuaca Panas Mempengaruhi Produksi Pertanian di Singapura: Tanaman Rusak dan Penurunan Ternak
Singapura, Batam News – Cuaca panas Peristiwa baru-baru ini berdampak negatif pada sektor pertanian Singapura. Suhu yang tinggi dan tidak stabil merusak beberapa tanaman dan menyebabkan penurunan hasil ternak.
Beberapa petani melaporkan bahwa produksi mereka turun hingga 20 persen. Salah satunya adalah peternakan kambing Hay Dairies yang mengalami penurunan produksi susu sebesar 15 persen.
Baca Juga: PM Singapura Lee Hsien Loong Positif COVID-19 Usai Berkunjung ke Afrika Selatan dan Kenya
Untuk mengatasinya, pemilik peternakan melakukan berbagai upaya agar kambingnya tetap dingin. Mereka menambahkan mineral ke pasokan air minum kambing untuk membantu mengatur suhu tubuh.
“Kambing akan minum lebih banyak air, kami akan menambahkan beberapa mineral ke suplai air mereka,” kata pemilik Hay Dairies, Leon Hay.
Selain itu, kipas ventilasi juga bekerja lebih lama, meski ini juga berarti kenaikan tagihan listrik sekitar S$600.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Nongkrong Murah di Singapura yang Wajib Dikunjungi
dikutip chanelnewsasiaRabu (24/5/2023), seorang petani ayam dan sayur, Benjamin Ang, juga merasakan dampaknya periode lebih panas. Kondisi ini mempengaruhi pertumbuhan ayam, dimana ukuran ayam yang seharusnya mencapai 4 hingga 5 kg hanya mencapai sekitar 3 hingga 3,5 kg.
“Trah yang saya pelihara seharusnya mencapai 4kg hingga 5kg, tetapi kami hanya bisa mendapatkan sekitar 3kg hingga 3,5kg di sini,” kata Ang, pendiri Natsuki’s Garden.
Selain itu, lebih banyak kondisi hangat itu juga memungkinkan perkembangan hama seperti tungau laba-laba, kutu daun lebar dan kutu daun. Hama ini menyerang tanaman, menghentikan pertumbuhannya selama beberapa minggu, dan memperlambat panen.
Baca juga: Tips Nyaman Bepergian ke Singapura dari Batam Menggunakan Kapal Ferry
Para ahli mengatakan pola itu periode ketidakstabilan dapat terus terjadi akibat perubahan iklim, yang berdampak pada ketahanan pangan dan kenaikan harga. Ini menyoroti pentingnya keberlanjutan pertanian dan upaya adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim.
Kondisi periode Iklim yang panas dan tidak stabil berdampak signifikan pada sektor pertanian Singapura. Petani harus menghadapi tantangan baru dalam menjaga kualitas dan hasil produksinya.
Selain itu, biaya operasional juga meningkat karena upaya tambahan yang dilakukan untuk menjaga stabilitas suhu dan melindungi tanaman dan ternak dari pengaruh negatif cuaca.