besti69
besti69
besti69
besti69

Eksistensi Grup Perkusi Rangkas: Indahnya Alunan Musik Bekas

RADARSOLO.COM – Alat musik perkusi adalah semua benda yang dapat menghasilkan bunyi dengan cara digesek, dipukul, dan diguncang, baik dengan alat bantu maupun tidak. Di Kota Bengawan, sebuah SD swasta memiliki kelompok perkusi. Namanya Musik Rangkas, yang menggunakan barang bekas.

Grup perkusi Musik Rangkas terbilang unik. Mereka menggunakan ember bekas cat, galon air mineral, dan tong sampah sebagai alat musik. Sebagai pengiring musik, ia berkolaborasi dengan sejumlah gendang dan belira.

Adalah guru tari sekolah dasar setempat Niniek Daryonagoro yang mulai membentuk grup perkusi ini pada tahun 2004. Awalnya, grup ini terbentuk secara tidak sengaja.

“Dulu, waktu saya mengajar tari, saat jam istirahat, anak-anak memukul tong sampah dan selokan. Setelah saya dengar dan pikirkan, kok suaranya bagus,” kata Niniek, Jumat (19/5/2023).

Dari situlah muncul ide untuk membuat grup perkusi. Ia meminta siswa tarinya untuk membawa barang bekas dari rumah. Ada yang membawa galon air mineral, ember, dan tutup panci.

“Saat itu saya sedang menyanyikan lagu Padang Bulan lalu diiringi anak-anak memukul benda bekas dan kentongan. Setelah itu mulai berkembang hingga sekarang,” imbuhnya.

Pada tahun yang sama, yayasan tempat sekolah tersebut bernaung mengadakan Jambore. Niniek diminta membawakan grup perkusi, untuk mengisi sesi acara budaya.

“Ada yang main angklung, band, gamelan, dan lain-lain. Tapi karena kita unik, kita jadi juara di tahun 2004. Itulah alasan kenapa saya berani melanjutkan,” jelasnya.

Siapa sangka Musik Rangkas sempat tampil pada pembukaan Kreasi Anak Sekolah (Kreasso) Solo 2012 yang kala itu diprakarsai oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Surakarta. Saat itu, Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo (Jokowi), adalah walikota kota tersebut.

“Saya persembahan dan review dari ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta. Dinilai layak atau tidak untuk tampil. Hasilnya lumayan. Kami menjadi opening act Kreasso, dan Pak Jokowi terkagum-kagum… Anak-anak disapa satu persatu ,” kenang Niniek.

Seiring berjalannya waktu, Musik Rangkas didaulat tampil di berbagai acara. Diantaranya Balai Kota Surakarta, bahkan diundang ke Klaten dan Jogja. “Saya tidak menyangka kami diundang,” lanjut Niniek.

Niniek menjelaskan, tingkat kesulitan bermain perkusi adalah mengatur partitur. Di sini dia membuat skor sendiri. “Sebenarnya anak-anak juga sering berkreasi. Skornya sering mengudara (mimpi),” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar setempat, Fransisca Romana Srilani mengatakan, musik Rangkas adalah definisi musik dengan kreativitas tanpa batas. Meski menggunakan barang bekas, mereka tetap bisa menghasilkan musik yang berkelas.

“Saya sudah masuk ekstrakurikuler. Alatnya difasilitasi sekolah. Kami baru tampil mengisi acara Pramuka Gelar Senja di Balai Kota Surakarta, 17 Mei lalu,” kata Fransisca.

Dalam acara tersebut, Musik Rangkas membawakan tujuh lagu. Mulai dari Fantasi Payung, Pengajaran Bahasa Jawa Dasar, Anoman Obong, Srengenge Yunar, Bengawan Solo, Taman Jurug, hingga Pusaka Indonesia.

“Kami sengaja melestarikan lagu-lagu Indonesia dan Jawa. Seperti Bengawan Solo yang ada di kota Solo kami angkat. Ada juga lagu Ngarsopuro karya Jowo Tulen. Saya izinkan penciptanya membuat perkusi. Beliau senang sekali,” imbuhnya. . (nis/fer/dam)

Reporter: Mannisa Elfira