besti69
besti69
besti69
besti69

Maraknya Prostitusi Online MiChat di Hotel-hotel di Batam, Korban Tertipu Pungli

Batam, Batamnews – Kegiatan prostitusi online melalui aplikasi di Kota Batam, Kepulauan Riau, semakin marak. Para penjahat beroperasi secara klaster di beberapa hotel di Kota Batam. Untuk menyembunyikan aktivitas ilegal mereka, mereka pindah dari hotel ke hotel di Batam.

Berdasarkan penelusuran batamnews.co.id, PSK menjajakan diri lewat aplikasi MiChat, atau biasa disebut aplikasi hijau. Ada mode yang berbeda. Pelaku sengaja memposting foto wanita cantik dan seksi berbalut filter di profilnya, demi mencari korban pria.

Mereka pun tak segan-segan untuk segera menawarkan diri. Mereka dikatakan diorganisir oleh mucikari atau mucikari. “ST bang?….” terdengar tawaran itu. Selanjutnya pelaku menunjukkan lokasi dan akses menuju hotel tersebut.

Korban kerap terkecoh dengan foto-foto seksi dan cantik seperti para pekerja seks ini. Sayangnya, beberapa dari mereka tertipu dan diperas. Tarif yang ditawarkan juga beragam. Mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta.

Diperkirakan mucikari dan jaringan gadis MiChat bisa mendapatkan puluhan juta dolar per hari dari transaksi seksual hingga pemerasan. Seringkali mereka menawarkan korban untuk datang ke hotel mereka untuk tinggal lama.

Beberapa hotel yang mereka tempati beragam mulai dari hotel murah hingga hotel berbintang. Lokasinya di sekitar Nagoya dan Batam Center.

Banyak korban yang sering tertipu. Diantaranya adalah yang dialami seorang pria berinisial RAA di Batam. Ia bahkan menjadi korban pemerasan oleh grup perempuan MiChat pada Kamis (27/4/2023).

Awalnya, RAA dan penggugat bernama Putri sepakat memesan seharga Rp 400.000. Namun sesampainya di hotel, beberapa orang datang mengaku sebagai suami wanita tersebut.

“Mereka hanya bertemu melalui Michat, kemudian korban membawanya ke wisma dengan harga yang telah disepakati,” kata Kapolsek Sekupang, Kompol ZAC Tamba, Sabtu (29/4/2023).

Saat itu, perempuan yang menjemput korban menggunakan mobil Toyota Agya. Kemudian mereka berdua pergi ke Wisma Delima Marina di Tanjung Riau.

MiChat sebenarnya dibuat untuk membantu penggunanya berkomunikasi dengan teman, kerabat, dan keluarga. Namun, sering disalahgunakan untuk menjadi pusat prostitusi online bagi para penjual seks.

MiChat berasal dari Singapura. Penggunanya telah mencapai 10 juta di Play Store. Perusahaan induknya baru didirikan pada 2018. Di Indonesia, popularitas MiChat lebih banyak dibandingkan di negara asalnya, Singapura.

Buka halaman berikutnya untuk mengetahui mode seperti apa yang dilakukan gadis-gadis MiChat sebagai korbannya?

Sesampainya di guest house, mereka berdua berencana untuk pergi berkencan.

“Tapi sebelum mereka mulai berkencan, wanita itu menghubungi teman prianya untuk memberi tahu mereka bahwa mereka ada di kamar 203, bahwa pintu kamar tidak dikunci,” katanya.

“Beberapa menit kemudian, datang 3 pria, salah satunya mengaku sebagai suami wanita tersebut,” tambahnya.

Karena takut karena sudah berhubungan dengan istri orang lain, mereka membawa korban ke mobil dan mengajaknya berkeliling ke beberapa tempat di Batam. Korban diperas hingga dipukuli kemudian ponselnya dirampas.

“Korban dianiaya dan diancam, kemudian ponselnya yang bermerek Realme 7 pro dan uang tunai Rp 1,5 juta diambil, sehingga jika dijumlahkan, korban akan mengusut kerugian sebesar Rp 3,6 juta,” ujarnya. .

Buka halaman selanjutnya untuk mengetahui laporan polisi korban Pungli hingga pelakunya tertangkap.

Merasa tidak terima, korban melapor ke Polsek Sekupang, setelah melakukan penyelidikan di lapangan, Bareskrim Polsek Sekupang akhirnya berhasil menangkap para pelaku.

“Mereka komplotan, kami melakukan penyelidikan dan mendeteksi keberadaan kendaraan yang digunakan pelaku di kawasan Tanjung Riau,” jelasnya.

Awalnya, pada Jumat (28/4) petugas menangkap dua pelaku bernama Putra dan Sahwati yang berperan sebagai Putri. Kemudian terjadi kemajuan dan berhasil mengamankan dua pelaku lagi bernama Irfan dan Ubay.

“Keempatnya komplotan, sudah beberapa kali melakukan aksinya dan korban tidak banyak menderita kerugian, kemungkinan korban juga tidak mau melapor,” jelasnya.

Saat ini keempat tersangka tersebut berada di Polsek Sekupang, telah ditetapkan sebagai tersangka dan sedang diperiksa penyidik.