besti69
besti69
besti69
besti69

RME Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Mata Pelajaran Statistika

HAIleh: Fitriyani, S.Pd. *)

PENTINGNYA sains dalam kehidupan manusia tidak perlu diperdebatkan lagi. Artinya ilmu pengetahuan digunakan oleh manusia dalam segala bidang. Sekolah dasar merupakan awal siswa memperoleh pengetahuan. Sedangkan sekolah adalah tempat menuntut ilmu. Untuk itu sekolah diharapkan mampu mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang bermakna.

Berdasarkan observasi dan refleksi yang dilakukan, proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika pada materi statistika di kelas VI SD Negeri 2 Nadi Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023 kurang baik.

Selain itu, penguasaan materi statistika klasikal siswa hanya mencapai 50,25 persen. Perlu dilakukan perbaikan salah satunya dengan Model Realistic Mathematics Education (RME) untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar Matematika sebagai mata pelajaran statistika.

Pendidikan Matematika Realistik atau RME merupakan suatu pendekatan pembelajaran Matematika yang menempatkan permasalahan Matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalamannya sendiri.

Masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep atau pengetahuan matematika formal, dimana siswa diajak berpikir untuk memecahkan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasikan materi pelajaran.

RME pertama kali dikembangkan oleh Freudenthal pada tahun 1971 di Universitas Utrecht di Belanda. Menurut Freudenthal, bahwa belajar Matematika adalah suatu kegiatan, jadi kelas Matematika bukanlah tempat untuk mentransfer Matematika dari guru ke siswa, melainkan tempat bagi siswa untuk menemukan kembali ide dan konsep Matematika melalui eksplorasi masalah nyata (Yuwono, 2001: 17). .

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran RME (Hobri, 2009:170-172) adalah sebagai berikut: pertama, guru memberikan masalah kontekstual dan siswa memahami masalah tersebut. Kemudian guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan memberikan petunjuk/saran. Selanjutnya, siswa secara individual memecahkan masalah kontekstual dengan caranya sendiri.

Guru memotivasi, memberikan pertanyaan/petunjuk/saran. Kemudian bandingkan dan diskusikan jawabannya. Pada langkah ini guru memberikan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban pertanyaan secara berkelompok. Terakhir menyimpulkan hasil diskusi, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu prosedur atau konsep dengan guru bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I memperoleh skor 25 dengan kategori sangat baik, siklus II memperoleh skor 26 dengan kategori sangat baik dan pada siklus III memperoleh skor 28 dengan kategori sangat baik.

Selain itu aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 17,33 dengan kategori baik, pada siklus II diperoleh skor 20,93 dengan kategori baik, dan pada siklus III diperoleh skor 24,91 dengan kategori sangat baik.

Kondisi tersebut berdampak pada persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72,22 persen, meningkat pada siklus II menjadi 83,33 persen, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 95,65 persen.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dalam pembelajaran materi statistika dapat digunakan model yang tepat agar proses dan hasil belajarnya baik, termasuk model REM.

Penerapan model REM diharapkan dapat mengembangkan penalaran kritis siswa dalam analisis data, sehingga kemampuan siswa dalam mengolah data menjadi lebih baik.

*)Guru DN 2 Detak,Kabupaten Bulukerto ,

Kabupaten Wonogiri