besti69
besti69
besti69
besti69

Sambernyawa Garis Keras Gelar Khitanan Massal

RADARSOLO.COM – Komunitas suporter Persis Solo Garis Keras (GK) Sambernyawa punya cara tersendiri dalam merayakan ulang tahunnya. Selain hajatan, mereka juga menggelar aksi sosial berupa khitanan massal. Dengan menggandeng RS UNS, Minggu (7/5/2023).

“Ini adalah kegiatan di luar sepak bola. Yang sebenarnya untuk merayakan ulang tahun ke-13 GK. Kebetulan jatuh di bulan puasa, jadi kami tunda acaranya setelah lebaran,” ujar Ketua Panitia Khitanan Massal Bayu Aji kepada Jawa Pos Radar Solo saat ditemui di sela-sela acara.

Kegiatan sosial seperti ini menjadi agenda rutin GK. Pada tahun-tahun sebelumnya mereka juga mengunjungi panti asuhan. Mendistribusikan Alquran, memberikan sumbangan, dan sebagainya.

“Jadi ini bukan kegiatan sosial yang pertama. Tapi memang kalau dalam bentuk khitanan massal itu baru pertama kali. Khitanan massal ini ditujukan untuk anak-anak kurang mampu di sekitar eks Karesidenan Surakarta. Jadi tidak hanya di Solo tapi juga di Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Boyolali,” imbuhnya.

Respon masyarakat terhadap acara yang diadakan GK sangat positif. Terbukti dengan banyaknya pelamar. Bahkan sebelum 24 jam, pendaftaran sudah ditutup oleh panitia.

“Pendaftarannya sudah sebulan atau dua minggu lalu. Baru-baru ini. Seharusnya kami membuka pendaftaran selama tiga hari. Tapi baru 19 jam udah booming. Jadi harus ditutup,” ujarnya.

Lebih dari 400 pendaftar telah masuk. Dari jumlah tersebut, 50 disaring. Dan akan diputar ulang. “Skriningnya sama dokter. Cek, apakah ada kelainan, alergi obat, atau gejala apa. Jadi kita saring dulu, kita serahkan ke tim medis,” kata Bayu.

Sementara itu, Afrizal Tri Haryadi, salah satu panitia dari RS UNS mengatakan, persiapan dan koordinasi sudah dilakukan dengan pihak GK dan tim RS. “Untuk peserta dan sebagainya sudah kami siapkan. Mulai dari pendaftaran, screening room, ada pemeriksaan dari dokter. Antigen juga. Kalau semua lolos baru akan dilakukan sunat,” terangnya.

Rizal mengatakan, ada 28 peserta yang akhirnya disunat. Merekalah yang lolos seleksi. Nah, sebelum disunat peserta akan diberikan informed consent. Jadi, untuk yang menangani khitan sendiri, kurang lebih ada delapan operator.

“Setelah sunat akan kita awasi, kurang lebih setengah jam. Kalau tidak ada perdarahan atau keluar darah, semuanya aman, tidak ada komplikasi, setelah itu pasien diberikan surat kontrol, dan pulang. Semuanya aman, lancar hari ini. ,” dia menambahkan.

Salah seorang peserta asal Sukoharjo, Faiza Surya A, mengaku didaftarkan oleh ibunya, Indri, 38 tahun. “Saya mengetahui khitanan massal ini dari seorang anggota GK. Saya mendaftar dua minggu lalu,” katanya.

Dengan khitanan massal ini, Indri merasa bersyukur. Sangat membantu. Anaknya juga mendapat pelayanan yang baik.

“Mudah-mudahan kita akan selalu melanjutkan aksi-aksi seperti ini. Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat umum. Semoga selalu jaya, sukses selalu,” imbuhnya. (nis/nik)